ZONA DUNIA MUDA - Vagina memang memiliki bau yang khas. Namun, timbul masalah ketika bau vagina jadi tidak sedap. Nah, jika itu terjadi, beberapa hal ini bisa jadi penyebabnya.
"Ketika Anda merasa vagina berbau tak sedap, bukan berarti Anda harus segera melakukan douching. Sebab, ada beberapa kondisi yang membuat vagina jadi berbau tidak sedap," kata Lauren Streicher MD, direktur medis Northwestern Medicine Center for Sexual Health and Menopause kepada Prevention.
Nah, berikut ini beberapa hal yang bisa menyebabkan vagina mendadak jadi berbau tidak sedap.
1. Hanya masalah persepsi
Agen Bola Terpercaya - Streicher mengingatkan bahwa vagina tidak harus berbau wangi, misalnya beraroma bunga mawar. Nah, pada wanita yang terlalu was-was dan berpikir bau vagina yang normal adalah yang wangi, bau khas vagina justru bisa dianggap sesuatu yang tidak normal.
"Intinya, jika vagina Anda berbau seperti biasanya, ini baik-baik saja. Kecuali jika ada perubahan, segeralah cek ke dokter obgyn Anda," tutur Streicher.
"Intinya, jika vagina Anda berbau seperti biasanya, ini baik-baik saja. Kecuali jika ada perubahan, segeralah cek ke dokter obgyn Anda," tutur Streicher.
2. Tak sadar ngompol
Bicara soal bau vagina, hal yang perlu diketahui pawa wanita adalah apakah bau itu berasar dari vagina atau bau dari organ genital Anda. Sebab, inkontinensia bisa jadi sumber vagina berbau tidak sedap, demikian disampaikan Streicher.
Pada beberapa wanita, ngompol bisa tidak terasa sehingga, timbullah bau tak sedap pada vagina. Jika memang sumber bau karena urine yang 'merembes', maka mengganti celana dalam, membasuh vagina, atau mandi menjadi cara terbaik mengatasinya.
Pada beberapa wanita, ngompol bisa tidak terasa sehingga, timbullah bau tak sedap pada vagina. Jika memang sumber bau karena urine yang 'merembes', maka mengganti celana dalam, membasuh vagina, atau mandi menjadi cara terbaik mengatasinya.
Agen Casino Terpercaya - Menurut Streicher, penyebab umum vagina berbau tidak sedap adalah ketidakseimbangan flora normal di vagina. Akibatnya, timbul bau amis, iritasi, dan cairan vagina yang keluar hanya sedikit. Kondisi ini rentan terjadi saat wanita haid atau selepas berhubungan intim. Sebab, darah haid serta air mani bisa mengubah keseimbangan pH vagina.
"Jika memang penyebabnya bacterial vaginosis, umumnya pasien akan diberi antibiotik. Tapi, Anda juga bisa mencoba gel khusus untuk menyeimbangkan pH vagina, di bawah pengawasan dokter," tutur Streicher.
Lalu, apa bedanya dengan infeksi jamur? Bau tak sedap jarang jadi keluhan utama infeksi jamur. Sedangkan, keluhan utama infeksi jamur adalah gatal, vagina terasa baal, dan keputihan lebih banyak. Setelah diobati, Streicher mengingatkan untuk jaga kebersihan vagina cukup dengan membasuhnya dengan air bersih atau bisa ditambah sabun tanpa wangi-wangian.
"Jika memang penyebabnya bacterial vaginosis, umumnya pasien akan diberi antibiotik. Tapi, Anda juga bisa mencoba gel khusus untuk menyeimbangkan pH vagina, di bawah pengawasan dokter," tutur Streicher.
Lalu, apa bedanya dengan infeksi jamur? Bau tak sedap jarang jadi keluhan utama infeksi jamur. Sedangkan, keluhan utama infeksi jamur adalah gatal, vagina terasa baal, dan keputihan lebih banyak. Setelah diobati, Streicher mengingatkan untuk jaga kebersihan vagina cukup dengan membasuhnya dengan air bersih atau bisa ditambah sabun tanpa wangi-wangian.
4. Lupa mencopot tampon
Bagi Anda para wanita yang menggunakan tampon, lupa mencopotnya bisa menimbulkan masalah salah satunya memicu bau tak sedap pada vagina. Dikatakan Streicher, umumnya kejadian ini berlangsung di akhir-akhir masa menstruasi sehingga wanita lupa mencopot tamponnya karena merasa haid tak lagi deras.
"Bau tampon yang tak dikeluarkan benar-benar busuk. Untuk mengatasinya, tak ada cara lain kecuali Anda melepas tampon itu. Beberapa wanita ada yang bisa melepasnya sendiri sementara yang lain butuh ke dokter untuk melepasnya. Apalagi, tampon yang tertinggal juga bisa memicu infeksi bakteri," terang Streicher.
"Bau tampon yang tak dikeluarkan benar-benar busuk. Untuk mengatasinya, tak ada cara lain kecuali Anda melepas tampon itu. Beberapa wanita ada yang bisa melepasnya sendiri sementara yang lain butuh ke dokter untuk melepasnya. Apalagi, tampon yang tertinggal juga bisa memicu infeksi bakteri," terang Streicher.
0 comments :
Post a Comment